SEBANYAK 16 siswa dari beberapa sekolah di Dumai
digaruk petugas Satpol PP ketika membolos sekolah dan bermain game online
disejumlah warung internet (warnet) di Kelurahan Rimba Sekampung, Dumai Kota,
Rabu (24/2).
Penjaga Warnet, kebanyakan yang memiliki usaha seperti warnet mereka tidak harus terjun langsung menjadi petugas atau penjaga usahanya. Pasti melibatkan orang lain, jika disalahkan penjaganya, pantaskah itu? Yang mereka tahu ada pelanggan yang datang uintuk bermain, berselancar melalui wanet mereka dan mereka membayar. Tanpa melihat siapa yang datang, tetapi alangkah baiknya jika ada peraturan dan harus tegas dari sang pemilik usaha sendiri yang diamanahkan ke petugas agar anak-anak sekolah dilarang masuk mulai dari jam sekian sampai jam sekian. Agar tidak terjadi kasus seperti ini.
“Razia
dilancarkan di dua tempat yakni Warnet di Jalan Pepaya dan di Jalan Ahmad Yani
menyikapi keresahan dari pihak sekolah dan warga yang melapor tenyang banyaknya
siswa di Warnet saat jam belajar,”ujar Kasi Ops Satpol PP Dumai, Nurman.
Kepala BNK Dumai, Afifudinsyah bahwa para siswa
tersebut telah janjian bersama rekan-rekan lainnya untuk nongkrong diwarnet
saat bolos sekolah.
Pihaknya mengkhawatirkan tindakan para siswa saat
berada di warnet dan melakukan tindakan yang menyimpang yang nantinya para
siswa merokok dan juga menghisap aroma lem yang bisa membuat teler, sehingga
menggangu konsentrasi belajar mereka.
Dalam razia yang dilakukan di warnet tersebut,
Satpol PP berhasil menjaring siswa SMK Negeri 2 Dumai, SMA 2 Dumai, SMK Taruna
Persada dan juga SMK Negeri 4 Dumai serta siswa SMK Erna Dumai.
“Kita telah memanggil pihak sekolah mereka, dan
mereka juga akan menandatangani perjanjian untuk tidak bolos lagi,”pungkas
Nurman. (dumaipos.co/
February
25, 2016)
Siapa yang pantas disalahkan dalam kasus ini?
Oran tua, Guru atau yang memiliki usaha (penjaga
warnet)?
Atau mungkin lingkungan (teman)?
Orang tua, sebagai wali murid seharusnya bisa
mendidik anaknya lebih baik. Mengajarkan tentang arti tanggung jawab, tidak
hanya sekedar meminta hak seperti uang jajan, minta beli tas, sepatu dan
sebagainya. Bagaimana cara membentuk karakter seorang anak, mengasuh tanpa
harus dimanja. Karena keluarga merupakan lingkungan sosial yang dikenal oleh
seorang anak, dan anak merupakan harta bagi orang tua. Bagaimana tidak, mulai
dari mengandung sampai dibesarkan merupakan jasa dari orang tua. orang tua harus bertindak
tegas, mampu berinteraksi dengan baik dengan anak, serta mampu mendidik, dan
membimbing anak.
Bagaimana dengan Guru, pendidik
hanya sebatas penengah setelah orang tua. Dengan kata lain pahlawan,
lebih-lebih jika seorang pendidik tersebut bisa memberikan inspirasi kepada
peserta didiknya maka pendidik dijadikan panutan, contoh agar lebih baik. Pada Guru Sertifikasi? sudah digambarkan bagaimana kriteria atau pola asuh seorang
pendidik secara umum.
Penjaga Warnet, kebanyakan yang memiliki usaha seperti warnet mereka tidak harus terjun langsung menjadi petugas atau penjaga usahanya. Pasti melibatkan orang lain, jika disalahkan penjaganya, pantaskah itu? Yang mereka tahu ada pelanggan yang datang uintuk bermain, berselancar melalui wanet mereka dan mereka membayar. Tanpa melihat siapa yang datang, tetapi alangkah baiknya jika ada peraturan dan harus tegas dari sang pemilik usaha sendiri yang diamanahkan ke petugas agar anak-anak sekolah dilarang masuk mulai dari jam sekian sampai jam sekian. Agar tidak terjadi kasus seperti ini.
Teman yang baik mengajarkan kita
yang baik, teman yang buruk mengajarkan kita yang buruk. Tidak semuanya seperti
itu, terkadang ada yang baik pernah menyesatkan kita, ada juga teman yang buruk
malah mengajarkan jangan mengikuti jejak dia. Semua bagaimana kita menyaring
hal yang baik dan buruk, situasi yang mendukung bahkan merupakan kesempatan
untuk berbuat ntah baik atau buruk.
0 Response to "Bolos Sekolah, Main Kewarnet?"
Post a Comment